Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupr) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) mempersiapkan berbagai infrastruktur SDA dalam menghadapi musim hujan 2020-2021.

Menurut Dirjen SDA, Jarot Widyoko dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat, 16 Oktober 2020, adapun kondisi prasarana SDA saat ini, yaitu kondisi waduk yang berjumlah 242 bendungan memiliki total tampungan sebesar 7,2 miliar meter kubik dan saat ini tampungan tersebut telah terisi 2,8 miliar meter kubik, maka sisa volume tampungan ada sebesar 4,4 miliar meter kubik.

Infrastruktur SDA, dari 61 bendungan yang akan dibangun, sebanyak 43 bendungan akan dimanfaatkan untuk mereduksi banjir sebesar 13.458,33 meter kubik per detik. Rincian 43 bendungan tersebut yaitu 9 bendungan Sumatera, 24 bendungan Jawa, 4 bendungan Kalimantan, 9 bendungan Sulawesi, 3 bendungan Bali, 11 bendungan Nusa Tenggara, dan 1 bendungan Maluku.

Selain persiapan pemanfaatan konstruksi untuk mereduksi banjir, saat ini telah tersedia kesiapan peralatan dan bahan banjiran berupa sandbag sebanyak 327.693, geobag sebanyak 15.902, kawat bronjong sebanyak 65.274, sebanyak 102 unit dump truck, 13 unit mobil pick up, 13 unit truk trailer, 138 unit excavator, 49 unit amphibious excavator, 51 unit mobile pump, 60 unit perahu karet, dan 18 unit mesin outboard yang tersedia di seluruh Balai/Balai Besar Wilayah Sungai. Jumlah tersebut belum termasuk peralatan dan bahan banjiran yang tersedia di instansi lain pada masing-masing unit kerja dan wilayah BWS/BBWS.

Ditjen SDA bekerjasama dengan beberapa instansi terkait, termasuk BMKG dalam menyiapkan informasi prakiraan hujan untuk 10 hari ke depan agar dapat mengatur muka air waduk, sehingga tersedia tampungan air untuk pengendalian banjir.

Merujuk data dari BMKG terkait kondisi La Nina yang mengakibatkan peningkatan curah hujan sebesar 30%-40% di beberapa wilayah Indonesia, dan prakiraan puncak musim hujan, bahwa pulau Sumatera diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober dan November 2020, sedangkan untuk puncak musim hujan akan dimulai pada November 2020. Pulau jawa diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober dan November 2020, dan puncak musim hujan mulai pada bulan Februari 2021. Kalimantan diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober 2020 dan puncak musim hujan dimulai pada Desember 2020-Januari 2021.

Sementara untuk Sulawesi sendiri diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan November 2020 dan puncak musim hujan pada Januari-April 2021, Bali dan Nuasa Tenggara diperkiarakan tidak akan mengalami kondisi La Nina dan puncak musim hujannya akan dimulai pada Februari 2021, Maluku diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober 2020 dan puncak musim hujan dimulai pada Januari 2021, dan Papua diperkirakan tidak akan mengalami kondisi La Nina dan puncak musim hujannya akan dimulai pada Desember 2020. Dari hasil prakiraan tersebut, dapat disimpulkan bahwa beberapa pulau di Indonesia yang harus meningkatkan kesiapsiagaannya adalah pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

BWS Sulawesi III Palu, melaksanakan Apel Satuan Tugas Bencana di halaman Kantor BWS Sulawesi III Palu pada Selasa, 20 Oktober 2020, dalam rangka Antisipasi Menjelang Musim Penghujan. Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur SDA, Arnold M. Ratu, SE., ST., MT., dalam hal ini mewakili Kepala Balai BWS Sulawesi III Palu, membina apel menginstruksikan agar seluruh satgas melakukan pengecekan kembali tupoksi guna mengoptimalkan kinerja masing-masing. Sulawesi, dengan prakiraan peningkatan akumulasi curah hujan yang diawali pada bulan November 2020 mendatang dan puncak musim hujan pada Januari-April 2021, mengaruskan kita semua bersiap-siap mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.